Pertanyaan: Apakah arti dari "merampasi orang Mesir" dalam Keluaran 12:36?
Jawaban:
Keluaran 12:36 mengatakan bahwa, pada malam Paskah pertama, ketika bangsa Israel meninggalkan Mesir, "TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka. Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu." Kata merampasi di sini berarti "diambil" atau "dilucuti harta bendanya". Terjemahan ESV mengatakan bahwa "mereka menjarah orang Mesir." Sungguh menakjubkan bahwa orang Israel tidak "mengambil," "merampas," atau "melucuti" orang Mesir dengan kekuatan senjata, tetapi hanya dengan meminta! Ketika diminta, orang Mesir dengan sukarela menyerahkan barang-barang berharga mereka (Keluaran 12:35-36).
Di semak yang terbakar, Tuhan telah menubuatkan kejadian ini: "tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak dan emas dan kain-kain, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan; demikianlah kamu akan merampasi orang Mesir itu" (Keluaran 3:22). Hal ini terdengar sangat mustahil, seperti yang ditunjukkan oleh keraguan Musa dalam ayat berikutnya (Keluaran 4:1). Bangsa Israel adalah budak orang Mesir, yang telah menyiksa mereka selama bertahun-tahun. Penindas mana yang dengan sukarela memberikan hartanya kepada orang yang tertindas? Bagaimana mungkin para budak akan merampas harta tuannya?
Tuhan telah berjanji kepada Abraham berabad-abad sebelumnya bahwa keturunannya akan keluar dari Mesir dengan "harta benda yang banyak" (Kejadian 15:14). Artinya, mereka akan merampasi orang Mesir. Janji Tuhan kepada Abraham dan Musa digenapi dalam Keluaran 12:36. Setelah tulah kesepuluh menghancurkan Mesir, bangsa Mesir ingin memastikan umat Tuhan meninggalkan Mesir secepat mungkin (Keluaran 12:33-36). Jika menyingkirkan mereka berarti menyerahkan kekayaan mereka, maka biarlah. Penjarahan Mesir secara damai merupakan penggenapan yang luar biasa dari janji-janji Tuhan.
Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari merampasi orang Mesir. Berikut ini beberapa poin yang bisa diterapkan:
- Tuhan melakukan apa yang Dia katakan akan Dia lakukan, betapapun mustahilnya hal itu bagi kita (lihat Matius 19:26).
- Mereka yang percaya kepada ilah-ilah palsu akan dikalahkan sepenuhnya (lihat Keluaran 12:12). Umat Tuhan akan menang pada akhirnya. Semua bangsa di dunia adalah milik pusaka Yesus Kristus (Mazmur 82:8). Akan datang suatu hari ketika "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya" (Wahyu 11:15). Kita akan memerintah bersama Dia (Wahyu 3:21; 20:6).
- Tuhan berjuang untuk anak-anak-Nya (Keluaran 14:13-14). Umat Tuhan dapat menaruh kepercayaan mereka kepada Bapa yang maha kuasa dan penuh kasih, yang tidak terikat oleh keterbatasan manusia (2 Korintus 12:9).
- Tuhan mengetahui kebutuhan umat-Nya, dan Ia akan menyediakannya. Seperti yang diamati oleh seorang komentator, "Di sini sekali lagi pengetahuan Tuhan yang penuh kemurahan bekerja: Ia tahu bahwa masa tinggal mereka di padang gurun akan sangat lama dan bahwa kelompok yang miskin tidak mungkin dapat bertahan hidup tanpa perbekalan dan cadangan keuangan. Jadi, dari para penganiaya mereka yang terdahulu, Dia akan menyediakan kebutuhan-kebutuhan itu, yang semakin menunjukkan kuasa dan kendali-Nya atas semua orang dan keadaan" (Stuart, D., Exodus, The New American Commentary, vol. 2, Broadman & Holman, 2006, hal. 127).
Dengan mengizinkan umat-Nya untuk merampasi bangsa Mesir, Tuhan menunjukkan kedaulatan-Nya atas seluruh dunia. Tuhan yang sama sedang bekerja di dunia kita saat ini.