Pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan perjanjian darah (Kejadian 15:9-21)?
Jawaban:
Pemandangan itu akan terlihat cukup mengerikan bagi pengamat modern-lima bangkai hewan berdarah di tanah, tiga di antaranya terbelah menjadi dua, dengan bagian yang terpisah cukup jauh satu sama lain. Namun, pada zaman Abraham, hal itu tidak akan begitu mengancam. Susunan bangkai binatang yang terbelah itu akan langsung dikenali sebagai pengaturan untuk membuat suatu jenis perjanjian darah.
Ketika Tuhan memanggil Abraham keluar dari kampung halamannya dan menjauh dari segala sesuatu yang dikenalnya, Dia memberikan beberapa janji kepada Abraham. Perjanjian adalah semacam janji, kontrak, kesepakatan yang mengikat antara dua pihak. Kejadian pasal 15 mengulangi perjanjian yang telah Tuhan buat dengan Abraham pada saat ia dipanggil. Kecuali kali ini, Tuhan dengan penuh kasih karunia meyakinkan janji-Nya dengan sebuah visual kehadiran-Nya. Dia meminta Abraham untuk mencari dan menyembelih seekor sapi betina, seekor domba jantan, seekor kambing jantan, seekor burung tekukur dan seekor burung merpati. Kemudian, Abraham harus memotongnya menjadi dua (kecuali burung-burung) dan meletakkan potongan-potongan itu dalam dua baris, dengan menyisakan sebuah jalan di tengah-tengahnya (Kejadian 15:9-10).
Dalam perjanjian hibah tanah kerajaan Timur Dekat kuno, jenis ritual ini dilakukan untuk "memeteraikan" janji-janji yang telah dibuat. Melalui perjanjian darah ini, Tuhan mengukuhkan terutama tiga janji yang telah Dia buat kepada Abraham: janji tentang ahli waris, tanah, dan berkat (Kejadian 12:2-3). Perjanjian darah mengomunikasikan sebuah sumpah yang bersifat menghukum diri sendiri. Pihak-pihak yang terlibat akan berjalan di antara hewan-hewan yang disembelih untuk mengatakan, "Kiranya hal ini akan terjadi padaku jika aku tidak menepati sumpahku." Yeremia 34:18-19 juga berbicara tentang jenis sumpah seperti ini.
Namun, ada perbedaan penting dalam perjanjian darah yang Tuhan buat dengan Abraham dalam Kejadian 15. Ketika malam tiba, Tuhan menampakkan diri dalam bentuk "perapian yang berasap beserta suluh yang berapi" (Kejadian 15:17). Tetapi Abraham telah tertidur lelap dan kegelapan yang pekat dan menakutkan menyelimutinya (ayat 12). Jadi, hanya Tuhan sendiri yang melewati potongan-potongan bangkai binatang itu, dan perjanjian itu dimeteraikan oleh Tuhan sendiri. Tidak ada yang bergantung pada Abraham. Semuanya bergantung pada Tuhan, yang berjanji untuk setia kepada perjanjian-Nya. "Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya" (Ibrani 6:13-18). Abraham dan keturunannya dapat mempercayai, mengandalkan, dan meyakini segala sesuatu yang dijanjikan Tuhan.
Perjanjian darah yang spesifik ini juga dikenal sebagai Perjanjian Abraham. Darah yang terlibat dalam perjanjian ini, seperti halnya perjanjian darah lainnya, menandakan kehidupan dari mana darah itu berasal (Imamat 17:11).
Perjanjian Musa juga merupakan perjanjian darah karena mengharuskan darah dipercikkan pada Kemah Suci, "kitab itu sendiri dan seluruh umat" (Ibrani 9:19-21). "Sesungguhnya hukum Taurat mewajibkan hampir segala sesuatu disucikan dengan darah, dan "tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan" (Ibrani 9:22). Dalam Perjanjian Musa, darah hewan berfungsi sebagai penutup, atau penebusan, dosa-dosa umat. Nyawa binatang diberikan untuk menggantikan nyawa orang berdosa. Dalam Perjanjian Abraham, pada dasarnya Tuhan menyatakan bahwa Dia akan memberikan nyawa-Nya jika janji-janji-Nya dilanggar. Tidak ada dorongan yang lebih besar bagi orang percaya, karena Tuhan itu kekal dan tidak dapat melanggar sumpah seperti ini.
Semua hal ini hanyalah "salinan" atau "bayangan" dari perjanjian yang lebih baik yang akan datang (Ibrani 9:23). Kehidupan binatang tidak akan pernah dapat menghapus dosa; kehidupan binatang tidak dapat menggantikan kehidupan manusia (Ibrani 10:4). Darah lembu jantan dan domba adalah penebusan sementara sampai perjanjian darah yang final dan terakhir dibuat oleh Yesus Kristus sendiri - Manusia Allah (Ibrani 9:24-28). Perjanjian Baru ada di dalam darah-Nya (Lukas 22:20).
Bayangan itu menjadi kenyataan di dalam Kristus, yang menggenapi semua perjanjian darah Perjanjian Lama dengan darah-Nya sendiri. Orang-orang Kristen dapat yakin bahwa karunia kehidupan kekal yang Tuhan berikan melalui Yesus adalah janji yang benar bagi orang-orang yang beriman. Seperti yang dijelaskan oleh rasul Paulus, perjanjian itu ditetapkan dengan Abraham dan "keturunannya" yang tunggal. Paulus menafsirkannya sebagai pribadi Kristus yang tunggal (Galatia 3:15-16). Oleh karena itu, semua orang yang adalah "milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah" (Galatia 3:29).
Sederhananya, perjanjian darah adalah sebuah janji yang dibuat oleh Tuhan bahwa Dia akan memilih suatu umat bagi diri-Nya dan memberkati mereka. Perjanjian ini pada awalnya diperuntukkan bagi keturunan Abraham secara jasmani, tetapi kemudian diperluas, secara rohani, kepada semua orang yang, seperti Abraham, percaya kepada Tuhan (Galatia 3:7; bdk. Kejadian 15:6). Janji Tuhan akan berkat yang kekal diberikan hanya atas dasar iman kepada darah penyelamatan Anak-Nya, Yesus Kristus (Ibrani 9:12).