Pertanyaan
Apa artinya bahwa orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (Matius 24:13)?
Jawaban
Dalam Matius 24:13 Yesus berkata, "Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat," atau dalam terjemahan NIV, "Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan diselamatkan." Ayat ini adalah bagian dari Khotbah Zaitun Yesus, sebuah penjelasan kepada murid-murid-Nya tentang hal-hal yang akan datang.
Yesus mengatakan kepada Dua Belas murid-Nya bahwa Bait Allah akan dihancurkan (Matius 24:2), dan sebagai tanggapan, mereka bertanya kepada-Nya, "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" (ayat 3). Pertanyaan mereka terdiri dari dua bagian sehingga membutuhkan dua jawaban. Yesus menggabungkan jawaban-jawaban itu menjadi satu wacana panjang tentang apa yang akan terjadi sebelum Dia datang kembali. Beberapa dari nubuatan itu digenapi dengan kehancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Sisanya belum terjadi.
Ayat khusus ini paling baik dipahami ketika dibaca dalam konteksnya. Ayat Matius 24:9-14 mengatakan, "Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Dari sudut pandang Tuhan di luar kerangka waktu kita, "akhir zaman" dimulai dengan dicurahkannya Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul 2:16-21, Petrus menggambarkan peristiwa ini sebagai "hari-hari terakhir". Dari perspektif tersebut, masuk akal jika Yesus menggabungkan peristiwa-peristiwa pada tahun 70 M dengan peristiwa-peristiwa yang akan datang. Semuanya adalah "hari-hari terakhir". Dia kemudian memperingatkan bahwa, ketika penganiayaan meningkat, banyak orang yang menganggap diri mereka sebagai pengikut-Nya akan mengungkapkan kondisi rohani mereka yang sebenarnya ketika mereka berpaling dari iman. Hal ini telah terjadi selama pelayanan-Nya (Yohanes 6:66) dan akan terus meningkat hingga akhir zaman. Iman Kristen yang sejati akan diuji dengan penipuan, nabi-nabi palsu, dan meningkatnya kejahatan. Tidak hanya akan ada beberapa orang yang berpaling, tetapi Yesus menubuatkan bahwa "kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin." Implikasinya adalah bahwa mereka yang "bertahan sampai pada kesudahannya" akan menjadi minoritas (lihat Matius 7:14).
Mereka yang bertahan sampai pada kesudahannya adalah kebalikan dari mereka yang disebutkan dalam ayat sebelumnya yang kasihnya menjadi dingin. Pernyataan Yesus bahwa barangsiapa bertahan sampai pada kesudahannya akan diselamatkan, tidak dapat diartikan bahwa keselamatan kita bergantung pada kemampuan pribadi kita untuk tetap selamat. Sebaliknya, ini adalah sebuah janji untuk bertekun. Mereka yang memiliki kasih karunia untuk bertahan sampai akhir adalah mereka yang benar-benar diselamatkan oleh kasih karunia. Berbagai pencobaan yang Yesus sebutkan akan menunjukkan sifat asli kita. "Kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin" dan murtad dari Kristus, yang menunjukkan bahwa mereka hanya mengaku-ngaku saja dan tidak sungguh-sungguh dilahirkan kembali (Matius 24:12). Tetapi mereka yang bertahan dan berdiri teguh dalam iman, meskipun ada godaan untuk berbuat sebaliknya, menunjukkan bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan yang sejati "yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir" (1 Petrus 1:5).
Kita dapat membedah ayat-ayat ini lebih jauh lagi untuk mendapatkan kebenaran yang relevan. Mereka yang bertahan sampai kesudahannya dan diselamatkan akan berdiri teguh melalui penganiayaan. Matius 24:9 memperingatkan bahwa para pengikut Yesus akan "diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh." Sejak zaman para rasul hingga hari ini, jutaan orang Kristen telah dianiaya dan dihukum mati. Kita melihat eskalasi dari hal tersebut pada hari-hari belakangan ini dengan adanya terorisme global, tetapi kemartiran selalu menjadi hal yang umum di sebagian besar wilayah di dunia. Ayat 9 selanjutnya menyatakan bahwa orang Kristen akan "dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku." Seiring dengan meningkatnya Islam dan ateisme di negara-negara yang dulunya menganut nilai-nilai Yudaisme-Kristen, kita melihat penggenapan yang lebih besar dari nubuat ini. Kebencian dapat diekspresikan dengan banyak cara, salah satunya adalah sekularisasi radikal budaya dan pemerintahan yang dulunya pernah menghormati moralitas dan iman. Ketika sebuah budaya secara aktif menghapus dari sejarah dan kehidupan publiknya sisa-sisa keterlibatan Tuhan dalam keberhasilannya, bangsa itu menunjukkan kebencian terhadap Yesus.
Mereka yang bertahan sampai kesudahannya dan diselamatkan akan berdiri teguh di tengah cemoohan dan kebencian. Matius 24:10 mengatakan bahwa ketika banyak orang berbalik dari iman, mereka akan "saling menyerahkan dan saling membenci." Dengan menjamurnya situs-situs internet, blog, dan halaman Facebook, kita melihat polarisasi pendapat yang mengarah pada caci maki dan dialog yang tidak Kristiani. Setiap orang memiliki pendapat tentang segala sesuatu, dan pendapat, tampaknya, telah menjadi tuhan yang patut dipertahankan melalui kemarahan. Bahkan di antara orang-orang yang mengaku "Kristen," komentar dan editorialisasi telah mengalami kemerosotan. Isu-isu yang tidak perlu diperdebatkan telah menjadi topik hangat yang mengasingkan saudara-saudari seiman dan, yang menyedihkan, dunia yang tidak percaya. Isu-isu yang layak untuk diperdebatkan telah disapu bersih atas nama "toleransi". Siapa pun yang tidak tunduk pada dewa toleransi menjadi objek cemoohan dan kebencian yang merasa benar sendiri.
Mereka yang bertahan sampai kesudahannya dan diselamatkan akan berdiri teguh melewati pengajaran palsu. Matius 24:11 selanjutnya memperingatkan tentang "banyak nabi palsu" yang akan muncul dan menyesatkan orang banyak. Kita cenderung membayangkan "nabi palsu" sebagai tipe yang flamboyan, mudah dikenali dan mudah ditolak. Namun, jika ini benar, maka banyak orang tidak akan tertipu oleh mereka. Sebaliknya, nabi-nabi palsu adalah pria dan wanita yang secara lahiriah terlihat seperti orang Kristen, memiliki pesona karismatik, dan pandai berbicara. Mereka menenun ajaran sesat mereka dengan Kitab Suci, sama seperti Iblis (lihat Lukas 4:1-10), sehingga mereka yang tidak mengenal Firman Tuhan secara menyeluruh akan terpengaruh oleh ajaran mereka yang terdengar hebat (2 Timotius 4:3-4). Kita telah melihat hal ini terjadi dengan meledaknya ajaran hiper-kasih karunia dan injil kemakmuran dalam beberapa tahun terakhir ini. Jutaan orang tertipu, dengan Alkitab di pangkuan mereka, karena kata-kata para nabi palsu itu menenangkan ego, menggairahkan, dan lebih menarik daripada fokus Alkitab pada pengorbanan dan penyerahan diri.
Mereka yang bertahan sampai kesudahannya dan diselamatkan akan berdiri teguh bahkan di tengah-tengah budaya yang merajalela dalam dosa. Matius 24:12 mengatakan bahwa "karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin." Ini adalah pernyataan sebab-akibat yang sedang kita lihat terjadi di depan mata kita. Ketika budaya mendefinisikan ulang realitas sesuai dengan hawa nafsu dan kebejatannya, mereka yang berpegang teguh pada definisi Alkitab tentang dosa dengan cepat kalah jumlah. Ketika kejahatan menjadi lebih populer dan dapat diterima secara sosial, orang-orang yang tidak memiliki wawasan dunia alkitabiah yang kokoh akan terbuai oleh janji-janji muluknya. Mereka "memikirkan kembali" dan "mengevaluasi kembali" relevansi Alkitab dalam dunia modern kita. Definisi-definisi gender, seksualitas, dan moralitas sedang ditantang, bahkan di dalam beberapa segmen gereja, menyebabkan mereka yang tidak berpendidikan dalam kebenaran runtuh di bawah beban "wawasan-wawasan baru" ini. Tidaklah mengherankan jika api kasih yang mungkin telah dinyalakan oleh Roh Kudus dipadamkan demi kasih yang baru dan ilah yang baru yang diciptakan menurut citra budaya.
Ketika Yesus berkata, "orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat" (Matius 24:13), Dia berbicara tentang mereka yang sungguh-sungguh dilahirkan kembali, yang hidupnya diubahkan oleh kuasa Roh Kudus. Pengikut Yesus Kristus yang sejati akan bertahan melawan serangan kejahatan, mengenali dan menolak ajaran palsu, dan berpegang teguh pada kebenaran Firman Tuhan. Mereka akan mengalahkan dunia ini dan diberi pahala di dunia yang akan datang (Wahyu 3:21). Mereka yang telah dimeteraikan oleh Roh Kudus hingga hari penebusan (Efesus 1:13; 4:30; 2 Korintus 1:22) memiliki kuasa-Nya yang bekerja di dalam diri mereka untuk memampukan mereka berdiri teguh (Roma 14:4; Yudas 1:24-25).
English
Apa artinya bahwa orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (Matius 24:13)?