Pertanyaan
Apakah kegelapan rohani itu?
Jawaban
Kegelapan rohani adalah keadaan seseorang yang hidup terpisah dari Tuhan. Kitab Yesaya dalam Perjanjian Lama, ketika bernubuat tentang Mesias, berbicara tentang kegelapan rohani yang mendalam yang menyelimuti orang-orang: “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar” (Yesaya 9:1). Bagian ini muncul kembali dalam Perjanjian Baru, dalam Matius 4:16, untuk mengumumkan bahwa mereka yang telah mengenal Allah Israel melalui Putra-Nya Yesus Kristus adalah orang-orang yang telah dibebaskan dari kegelapan rohani dan sekarang berjalan dalam terang kehidupan Tuhan.
Rasul Yohanes mengajarkan bahwa Tuhan adalah terang: “Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran” (1 Yohanes 1:5–6). Dan Yesus menyatakan bahwa Dia adalah terang dunia: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yohanes 8:12).
Jadi, kegelapan rohani berarti tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan melalui hubungan dengan Yesus Kristus. Kegelapan dari keterpisahan dengan Tuhan diatasi melalui Kristus: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (Yohanes 1:4–5).
Sejak Adam dan Hawa berdosa, manusia telah hidup dalam dunia yang berdosa. Semua orang dilahirkan dalam keadaan berdosa dan terpisah dari Tuhan. Sebelum seseorang dilahirkan kembali dari Roh Tuhan, dia akan hidup dalam kegelapan rohani. Dosa menggelapkan pemahaman kita dan menghancurkan pandangan rohani kita, menyelubungi kita dalam kegelapan yang pekat: “Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung” (Amsal 4:19). Musa membandingkan keadaan dosa dan ketidaktaatan ini dengan meraba-raba seperti “orang buta dalam kegelapan” (Ulangan 28:29). Salah seorang teman Ayub bercerita tentang mereka yang tersesat dalam kegelapan rohani: “Pada siang hari mereka tertimpa gelap, dan pada tengah hari mereka meraba-raba seperti pada waktu malam” (Ayub 5:14).
Hidup dalam pemberontakan terhadap Tuhan dan kehendak-Nya sama dengan hidup dalam kegelapan rohani. Ketika Tuhan menugaskan Paulus, Dia berkata, “Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan” (Kisah Para Rasul 26:17–18).
Setelah keselamatan, orang percaya menjadi pemberita terang rohani Kristus: “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang” (Efesus 5:8). Mereka yang ada di dalam Yesus Kristus telah diselamatkan dari kerajaan kegelapan: “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih” (Kolose 1:13). Mereka yang menolak Yesus Kristus menghadapi keterpisahan kekal dari Tuhan dalam “kekelaman untuk selama-lamanya” (Yudas 1:4–13).
Dalam Yudaisme, karakter batin dan kualitas moral seseorang dipahami tercermin melalui mata. Dalam Matius 6:22–23, Yesus membandingkan kondisi moral jiwa yang belum lahir baru dengan kegelapan: “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.” Para pendengar Yesus pasti memahami bahwa mata yang sehat adalah mata yang memungkinkan masuknya cahaya seperti halnya hati yang sehat dan telah diperbarui memungkinkan masuknya cahaya rohani. Namun mata (atau hati) yang sakit atau berdosa menutup cahaya, meninggalkan jiwa dalam kegelapan rohani.
Rasul Paulus menggambarkan mereka yang berada dalam keadaan berdosa sebelum mengenal Kristus memiliki pikiran yang gelap dan tertutup serta hati yang keras: “pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka” (Efesus 4:18).
Orang-orang yang tidak percaya hidup dalam kegelapan rohani karena setan, ilah dunia ini, telah membutakan pikiran mereka. Mereka tidak dapat melihat terang Injil yang mulia: “yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah” (2 Korintus 4:4).
Kegelapan rohani mengacu pada segala sesuatu yang bertentangan dengan terang kasih Tuhan di dalam Kristus. Kabar baik yang Yesus bawa ke dunia ini adalah terang-Nya—Roh pemberi kehidupan—memancarkan terang dan kehidupan ke dalam kegelapan rohani di hati orang berdosa. Dia yang membuka mata orang buta juga mampu mengeluarkan kita dari kegelapan rohani. Betapapun dalamnya kegelapan, terang kasih dan kebenaran Tuhan mengalahkan setiap dosa yang memisahkan kita dari Tuhan.
English
Apakah kegelapan rohani itu?